Trading Commodities Gold Silver Community Group on Facebook.com


My Simple Money Management for Gold and Silver Trading on Marketiva and InstaForex


Klik disini untuk bergabung di Forum Forex Indonesia yang khusus berdiskusi tentang Trading Gold bersama Ribuan Trader Gold diseluruh Indonesia



Just for Introduction from me...

FOREX FORUM THAT'S PAY YOU FOR POSTING...! = $ 0.20 USD/POST

Hi, I am Ayahama. I am an InstaForex Partner and I am a Pinbar Trader. You can learn about Pinbar on my other site here.

If you are new on Forex, then first of all (before you decide open an forex trading account), please consider to learn more about forex on Forex Forum. And I recomended you to Join this Very Useful Forex Forum. In that forum, you can post a questions about all you want to know about forex trading. I am sure, in a short time - your question will be answer by someone whose was expert on forex trading and give the useful answer for your question.

And the unique of that forum is : For every your post, it is will be pay to you about $ 0.20 USD. For example on January - you had make post for about 20 post. It is mean on the first February your forex account will be creditted about $ 4 USD. How about you can post 100 post every month? - Just use your Calculator to sum your bonus !.

Ok. if you are interested to join this forex forum, just clik here and follow to signup (Good luck).

If you are have any question, please tell me - I am on Facebook - click here.

Regards,

AYAHAMA




Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

www.libertyreserve.com

Saturday, July 02, 2011

Resume Mata Kuliah Bu Ecin - 02 Juli 2011 (ayahama dot com)

RESUME



MATA KULIAH



PENGEMBANGAN KURIKULUM



Dosen : Drs. Mastur, M.Pd.



Disusun oleh :



Nama : Ecin Kuraesin

NIM : 102510240



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AQIDAH

JAKARTA 2011

PENGERTIAN KURIKULUM



Istilah Kurikulum (Curriculum) yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai dengan finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pembelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.

Dari pengertian tersebut dalam kurikulum terkandung dua hal pokok yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.

Maka implikasi terhadap praktek pengajaran yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan.

Pengertian kurikulum seperti di atas dianggap sempit atau sangat sederhana.

Menurut Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all the activities that are provided for the students by the school).

Pendapat senada dikemukakan oleh Saylor, Alexander dan Lewis (1974) menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruang kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.



Dimensi Kurikulum

Hamid Hasan (1988) bahwa saat sekarang kurikulum memiliki empat dimensi pengertian yang satu sama lain saling berkaitan :

1. Kurikulum sebagai ide gagasan

2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis

3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan/realita/implementasi kurikulum

4. Kurikulum sebagai suatu hasil



Fungsi Kurikulum :

- Kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan bagi guru, juga sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

- Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi / pengawasan

- Bagi orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya dalam belajar di rumah.

- Bagi masyarakat berfungsi sebagai pedoman dalam memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di Sekolah, dan bagi anak berfungsi sebagai suatu pedoman dalam belajar.



Berkaitan dengan siswa, kurikulum mempunyai enam fungsi yang meliputi :

1. Fungsi Penyesuaian (The Adjustive or Adative Function)

2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)

3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)

4. Fungsi Persiapan (The Propacdeutic Function)

5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)

6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)



Peranan Kurikulum

Kurikulum di dalam pendidikan formal di sekolah / madrasah memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan.



Ada tiga peran yang dinilai sangat penting :



a. Peranan Konservatif

Peranan Konservatif menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.



b. Peranan Kreatif

Peranan Kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa yang akan datang.



c. Peranan Kritis dan Evaluatif

Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sebagai pewarisan nilai-nilai budaya masa lalu pada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. Kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol dan filter sosial. Nilai-nilai yang tidak sesuai dengan keadaan masa kini dihilangkan dan dimodifikasi atau
penyempurnaan.



RESUME



MATA KULIAH



PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN



Dosen : Dra. Hj. Nunung Nurhayati, M.Si



Disusun oleh :



Nama : Ecin Kuraesin

NIM : 102510240



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AQIDAH

JAKARTA 2011

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN



Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yaitu :

1. Aspek Kemampuan (Ability) : Prestasi belajar, intelegensi dan bakat

2. Aspek Kepribadian (Personality) : Watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap dan motivasi.



A. PENGERTIAN UMUM

Personality atau Kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi bangsa Romawi person berarti : “bagaimana seseorang tampak pada orang lain,” jadi bukan dirinya yang sebenarnya.



B. KELOMPOK TEORI KEPRIBADIAN

1. Type Theory

Tokohnya adalah Galen, Ernest Kretschmer, William Sheldon.

Galen mendasarkan penemuan pada doktrin hippocrates bahwa tubuh manusia dibentuk dari darah (blood), zat empedu kuning (yellow bile), zat empedu hitam (black bile), zat lendir (phlegm), yang berkaitan dengan tipe temperamen manusia.

a. Sanguin dengan kekuatan pengaruh zat darah, dicirikan dengan orang yang aktif, giat dan atletis.

b. Choleric dengan kekuatan pengaruh zat empedu kuning, dicirikan dengan temperamen suka marah.

c. Melankolik dengan kekuatan zat empedu hitam, dicirikan dengan mudah depresi atau sedih.

d. Phegmatik dengan kekuatan pengaruh cairan lendir, dicirikan dengan cepat lelah dan malas.

Ernest Kretschmer mengemukakan kepribadian yang didasarkan pada bentuk tubuh.

a. Orang yang tinggi kurus dan atletis, diasosiasikan dengan orang yang senang menarik diri, kurang bergaul.

b. Adapun orang yang pendek, gemuk adalah orang yang memiliki emosi yang kurang stabil.



2. Trait Theory

Tokohnya : Gordon Allport dan R.B. Cattell.

Ada 4 (empat) tipe, yaitu :

a. Common Versus Unique : Terdapat sifat-sifat umum yang dimiliki oleh semua orang yang memiliki sifat khusus.

b. Surface Versus Source : Suatu sifat yang ada dengan mudah dapat dilihat dan ada yang harus dilakukan penelitian.

c. Constitutional Versus Environmental Mold : Sifat yang tergantung pada pembawaan dan pada lingkungan.

d. Dynamic Versus Ability and Temperament Dynamic : Sifat yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan dan sifat yang menentukan kemampuan untuk mencapai tujuan dan temperamen, adalah aspek-aspek emosional yang mengarahkan kepada aktivitas.



3. Psychoanalysis Theory

Ada 3 (tiga) tingkatan kepribadian manusia :

a. Oral Stage : Umur 0 – 12 Tahun, dicirikan dengan kesenangan pada bagian mulut dan bibir, seperti ngemut, menggigit dan menelan.

b. Anal Stage : Umur 1.5 – 3 Tahun, dicirikan dengan sering mempermainkan sesuatu yang keluar dari analnya.

c. Phallic Stage : Umur 3 – 6 Tahun, sangat tertarik pada bagian-bagian vital.



4. Phenomenology Theory

Abaraham Maslow dan Carl Rogers, melihat manusia sebagai pribadi yang unik dan sangat individual sifatnya, artinya kepribadian seseorang dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Dalam hal ini orang tua dan orang-orang yang menjadi panutannya.



C. TOKOH TEORI KEPRIBADIAN



1. Larry A. Hjelle dan Daniel J Ziegler : Menurutnya teori-teori kepribadian diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori :

a. Psikoanalisis

b. Prospektif dari kepribadian psikologi dan behaviorisme

c. Humanic Psychology.



2. Ericson, menurutnya ada depalan tahap perkembangan kepribadian :

a. Bayi Awal 0 – 1 Tahun Percaya >< Tidak percaya

b. Bayi Lanjut 1 – 3 Tahun Otonomi >< Malu/Ragu

c. Anak-anak awal 4 – 5 Tahun Inisiatif >< Merasa bersalah

d. Anak-anak 6 – 11 Tahun Ketekunan >< Rasa Rendah diri

pertengahan

e. Masa Puber 12 – 20 Tahun Membuktikan kemampuan ><

Kekacauan Peran

f. Dewasa Awal 20 – 40 Tahun Kekhariban >< Pengasingan

g. Dewasa Pertengahan 30 – 65 Tahun Menyamaratakan ><

Tidak aktif

h. Dewasa Lanjut Diatas 65 Tahun Menggabungkan >< Putus asa 



3. Algiris

a. Keadaan Pasif ke pengembangan aktif

b. Ketergantungan ke kemandirian

c. Sejumlah rata-rata berkelakuan baik ke alternatif pilihan yang jelas

d. Minat yang dangkal atau sederhana ke minat yang penting atau bermanfaat.

e. Perspektif waktu yang singkat ke perspektif waktu yang lebih leluasa.

f. Posisi subordinasi ke cara memandang dirinya sebagai Super Ordinat.

g. Miskinnya kesadaran tentang dirinya ke kesadaran tentang dirinya.



4. Sheehy

Perkembangan orang dewasa ditempuh melalui 5 tahap, sebagai berikut :

a. Periode Pilling Up Roots

b. The Trying Twenties

c. The Catch Thirties

d. The Deadline Decade

e. Renewal or Regisnation.



5. Sheldon

Menurut Sheldon, manusia dilihat dari segi bentuk badan (morphology) diantaranya :

a. Endomorph

b. Mesomorph

c. Ectomorph.



6. Carl Gustav Jung

Kepribadian dalam individu dapat dibedakan antara dua sisi :

- Introvert, umumnya memiliki sifat-sifat cenderung menarik diri, suka bekerja sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam mengambil keputusan dan cenderung tertutup secara sosial.

- Extrovert, umumnya memiliki ciri-ciri suka berpandangan keluar, bebas dan terbuka secara sosial, berminat terhadap keanekaan, sigap dan tidak sabar dalam menghadapi pekerjaan.



7. Eric Berne

Membagi tipe kepribadian manusia menjadi 2 (dua) bagian :

a. Tipe Anak-anak, menampakkan kembali perilaku, perasaan, pemikiran, pengamatan orang dari masa kecilnya.

b. Tipe Dewasa, menampakkan akal sehat yang mampu menilai kenyataan sekarang ini dan merencanakan masa depan.



D. FAKTOR PENENTU PERUBAHAN KEPRIBADIAN



1. Pengalaman Awal

2. Pengaruh Budaya

3. Kondisi Fisik

4. Daya tarik

5. Intelegensi

6. Emosi

7. Nama

8. Keberhasilan dan Kegagalan

9. Penerimaan Sosial

10. Pengaruh Keluarga

11. Perubahan Fisik.



RESUME



MATA KULIAH



TARIKH TASYRI



Dosen : Dra. Hj. Nunung Nurhayati, M.Si



Disusun oleh :



Nama : Ecin Kuraesin

NIM : 102510240



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AQIDAH

JAKARTA 2011

KONSEP DASAR TARIKH TASYRI



1. Pengertian Tarikh Tasyri

Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, bulan, hari dan tahun. Lebih populer diartikan sebagai sejarah, riwayat dan kitab. Sedangkan Tasyri artinya pembentukan dan penetapan perundang-undangan yang mengatur hukum perbuatan mukallaf dan segala sesuatu yang terjadi yang terkait dengan berbagai keputusan dan peristiwa di kalangan mukallaf. Jadi Tarikh Tasyri dapat diartikan sebagai sejarah pembentukan perundang-undangan dalam Islam atau sejarah pembentukan hukum Islam.



2. Ruang Lingkup Tarikh Tasyri

Dalam sejarah pembentukan Hukum Islam (Tarikh Tasyri) dapat dibagi menjadi 4 (empat) periode :



a. Periode Rasulullah SAW, periode ini merupakan periode pertumbuhan dan pembentukan, berlangsung selama + 22 tahun 2 bulan 22 hari, dimulai diangkatnya Muhammad sebagai Nabi (610 M) hingga wafatnya (632 M).



b. Periode Sahabat, periode ini merupakan periode pencerahan dan penyempurnaan, berlangsung sekitar 90 tahun, sejak wafatnya Nabi SAW (11 H / 632 M) hingga akhir Abad 1 (101 H / 720 M).



c. Periode Pembukuan (Tadwin), periode ini merupakan periode pembukuan (Tadwin) dan tampilnya para Imam Mujtahid dan dikenal sebagai Puncak Keemasan, berlangsung selama + 250 tahun (101-350 H / 720-971 M).



d. Periode Taqlid, periode ini merupakan periode kebekuan (stagnasi) hukum Islam, berlangsung sejak pertengahan Abad IV / 315 H.



3. Tujuan dan Azaz Pembinaan Hukum Islam

Tujuan Hukum Islam sejalan dengan tujuan hidup manusia serta potensi yang ada dalam diri manusia yang datang dari luar dirinya (Al-Fithrah dan Al-Fithrah, Al-Munazzalah atau Akal dan wahyu), yakni kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kebahagiaan hidup hanya dicapai dengan menginduksi benda-benda yang menyenangkan dan bermanfaat (maslahah) dan mengjindari dari segala yang merusak (mafsadah). Berdasarkan tujuan inilah maka tujuan Hukum Islam yang utama adalah Jalb Almasalih Wa daf’al Mafasid (mengambil segala yang bermaslahat serta menolak segala yang merusak) dalam rangka menuju keridhoan Allah SWT sesuai dengan prinsip Tauhid.



Apabila tujuan Hukum Islam ditinjau dari segi prioritas kepentingannya bagi kehidupan manusia, maka dibagi tiga peringkat, yaitu :

a. Tujuan Primer (Al-Dharuriyyat)

b. Tujuan Sekunder (Hajiyyat)

c. Tujuan Tersier (Al-Tahsiniyyat)



Tujuan Hukum Islam yang lima, yang biasa disebut Al-Kulliyat Al-khams atau Maqashid Al-Syari’ah (lima universal atau tujuan-tujuan Hukum Islam) yang secara hierarkis disusun sebagai berikut :

a. Memelihara Agama (Hifdz Al-din)

b. Memelihara Jiwa (Hifdz Al-nafs)

c. Memelihara Akal (Hifdz Al-‘aql)

d. Memelihara Keturunan dan Kehormatan (Hifdz Al-nasl)

e. Memelihara Harta (Hifdz Al-maal)

Atas dasar inilah cabang-cabang hukum Islam dikembangkan, baik hukum Pidana, Perdata, Ketatanegaraan, Politik, Hukum, maupun yang lain.

Tujuan hukum yang bersifat primer (Al-dharuriyyat) adalah sesuatu yang harus dijaga demi terpeliharanya 5 dimensi tersebut. Misal : Demi memelihara Agama, Syar’i menetapkan adanya Iman dan Pengucapan Syahadatain; untuk menjaganya dari luar, Syar’i menetapkan jihad; untuk menjaga hak hidup jiwa manusia, Syar’i menetapkan hukum Dyat dan Qishos. Tujuan hukum ini bersifat universal dan diakui oleh semua bangsa dan agama.

Tujuan hukum Islam yang bersifat sekunder (hajiyyat) adalah sesuatu yang tidak terlalu berpengaruh kepada pemeliharaan lima dimensi tersebut. Artinya kelima dimensi sebenarnya dapat terwujud tanpa hajiyyat, tapi akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Misalnya tentang hukum Rukhsah (keringanan), sehingga boleh tidak berpuasa ketika dalam bepergian. Tujuan hukum kedua adalah hukum dan praktek sosial yang diasimilasilkan kedalam syari’ah dengan memperhatikan masalah umum.

Tujuan hukum Islam yang bersifat Tersier (Tahsiniyyah) adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi tidak mendatangkan kesulitan, dan jika dipenuhi harus dengan mempertimbangkan kewajaran dan kepatutan sesuai dengan akhlak yang mulia dan tradisi setempat yang dipandang baik. Misalnya bentuk pakaian untuk menutup aurat, adab ketika makan dan minum, tuntutan kafa;ah dalam memlih jodoh.

Tujuan hukum dalam lingkaran ketiga adalah hukum yang diisi oleh unsur-unsur praktek sosial yang lebih halus.

Oleh karena itu, jelas bahwa kebutuhan primer (dharuriyyat) merupakan tujuan terpenting dari pembinaan hukum Islam, karena tanpa kebutuhan pokok ini maka akan berakibat terganggunya keharmonisan dalam kehidupan manusia.

Terganggunya kebutuhan sekunder (hajiyyat) akan berakibat pada kesulitan dan kesempitan yang akan dialami oleh manusia.

Sedangkan terganggunya kebutuhan Tersier (tahsiniyyah) tidak akan berakibat pada terganggunya keharmonisan hidup dan tidak akan mengakibatlkan manusia mengalami kesulitan hidup, tetapi akan mengakibatkan manusia berada pada tatanan hidup yang tidak sempurna dan dianggap baik oleh akal sehat manusia. 



RESUME



MATA KULIAH



STRATEGI PEMBELAJARAN



Dosen : Anang Rusmana, M.Pd.



Disusun oleh :



Nama : Ecin Kuraesin

NIM : 102510240



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AQIDAH

JAKARTA 2011

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR



A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar

Ada 4 strategi Belajar Mengajar :

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik.

2. Memilih sistem pendekatan belajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar.

4. Menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan belajar.



B. Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar

1. Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar

a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku

b. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah pembelajaran.

c. Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar.

d. Menetapkan norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.



2. Sasaran Kegiatan Belajar

a. Pengembangan bakat secara optimal

b. Hubungan antar manusia

c. Efisiensi ekonomi

d. Tanggung jawab selaku warga negara



3. Belajar Mengajar sebagai suatu sistem

a. Tujuan apa yang mau dicapai

b. Materi pelajaran apa yang diperlukan

c. Metode alat mana yang harus dipakai

d. Prosedur apa yang akan ditempuh untuk melakukan evaluasi.

4. Hakikat Proses Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.



5. Entering Behavior Siswa

Menurut Abin Syamsudin, “Entering Behavior” dapat diidentifikasi dengan cara :

a. Secara tradisional

b. Secara inovatif

Gambaran tentang “Entering Behavior”

a. Untuk mengetahui seberapa jauh kesamaan individu siswa dalam kesiapan, kematangan, tingkatan penguasaan, pengetahuan dan keterampilan dasar.

b. Diketahui disposisi perilaku siswa tersebut akan dapat dipertimbangkan dan dipilih bahan, prosedur, metode, teknik, alat bantu.



6. Pola-pola Belajar Siswa

Menurut Robert M. Gagne ada 8 pola belajar siswa :

1. Signal Learning. Dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary (tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya).

2. Stimulus Response Learning (Belajar Stimulus Response). Tipe belajar ini dengan trial and error (mencoba-coba).

3. Chaining (rantai/rangkaian). Belajar menghubungkan satu ikatan yang satu dengan yang lainnya. Contohnya : Ibu-bapak, kampung halaman.

4. Verbal Association (Asosiasi Verbal). Belajar menghubungkan satu ikatan yang satu dengan yang lainnya. Contohnya : Itu Bola, Itu Bujur Sangkar.

5. Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi). Belajar membedakan siswa mengadakan seleksi dan pengujian diantara dua pasangan yang diterimanya.

6. Concept Learning (Belajar Konsep)

7. Rule Learning (Belajar Aturan)

8. Problem Solving (Memecahkan Masalah).



7. Memilih Sistem Belajar Mengajar

Pembelajaran dengan mengembangkan berbagai pendekatan sistem pengajaan atau proses belajar mengajar diantaranya :

a. Enguiry discovery learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri.

b. Ekspository Learning adalah guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis dan lengkap, sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya secara tertib dan teratur.

c. Mastery Learning adalah dalam kegiatan ini guru harus mengusahakan upaya-upaya yang dapat mengantarkan kegiatan anak didik ke arah tercapainya penguasaan penuh terhadap bahan pelajaran yang diberikan.

Ada 2 (dua) kegiatan :

1. Kegiatan Pengayaan (untuk kelompok cepat)

2. Kegiatan Perbaikan (untuk kelompok yang belum menguasai materi yang telah diberikan)

d. Humanistic Education adalah bahwa kemampuan dasar kecerdasan para siswa sangat bervariasi secara individual.



8. Pengorganisasian Kelompok Belajar

Memperhatikan berbagai cara pendekatan / sistem belajar mengajar dengan cara pengorganisasian kelompok belajar.

a. Individual dengan tutorial

b. Kelompok Kecil

c. Kelompok Bear.



9. Implementasi Belajar Mengajar

Proses Belajar Mengajar (PBM) merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses pembelajaran yang efektif, yang meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat-alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta pengelompokan siswa dalam belajar.



Pengelompokan Siswa :

a. Menurut Kesenangan Berteman

b. Menurut Kemampuan

c. Menurut Minat

d. Menurut Karyawisata

e. Melalui Seminar.



RESUME



MATA KULIAH



EVALUASI PENDIDIKAN



Dosen : Dra. Hj. Nunung Nurhayati M.Si.



Disusun oleh :



Nama : Ecin Kuraesin

NIM : 102510240



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AQIDAH

JAKARTA 2011

1. PENGERTIAN TUJUAN DAN PENDEKATAN EVALUASI PENDIDIKAN



A. Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi merupakan terjemahan dari kata evalution, berasal dari kata value yang berarti nilai. Jadi secara etimologis, kata evaluasi berarti memberikan niai kepada seseorang, suatu benda, suatu keadaan atau peristiwa. Untuk memberikan nilai perlu ada suatu keputusan, yakni nilai apa yang akan diberikan. Keputusan-keputusan didasarkan atas fakta-fakta. Untuk pengumpulan fakta-fakta digunakan pengukuran dan atau non pengukuran.

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan sejauh mana tingkat ketercapaian para siswa terhadap tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Evaluasi sering melibatkan pengukuran yang diikuti oleh evaluasi. Pengukuran bersifat kuantitatif, sedangkan evaluasi bersifat kuantitatif dan kualitatif.



B. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi dapat digolongkan ke dalam empat kategori, sebagai berikut :

a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program perbaikan bagi siswa.

b. Untuk menentukan angka kemajuan (hasil belajar) masing-masing siswa yang digunakan antara lain diperlukan untuk memberikan laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya siswa.

c. Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuannya dan sifat-sifat khas lainnya yang dimiliki siswa.

d. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungannya) siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.



C. Pendekatan-Pendekatan Dalam Evaluasi

Ada dua pendekatan dalam evaluasi, yaitu sebagai berikut :

a. Evaluasi yang bersumber pada kriteria mutlak (PAP), menitik beratkan kepada pengukuran, sampai berapa jauh keberhasilan / penguasaan seseorang atas unit pelajaran yang telah diberikan. Adapun yang diukur adalah kecakapan nyata yang telah diperoleh seseorang mengenai bidang studi tertentu dalam jangka waktu pendidikan, tanpa membandingkan hasil oleh orang lain dalam kelompoknya.

b. Evaluasi yang bersumber pada norma relatif (kelompok) (PAN)

Evaluasi ini menitik beratkan kepada status atau kedudukan seseorang dalam kelompoknya. Hasil yang dicapai seseorang dibandingkan dengan nilai rata-rata kelompoknya.



2. JENIS-JENIS PENILAIAN DI SEKOLAH

A. Jenis-Jenis Evaluasi di Sekolah

Jenis-jenis evaluasi dapat digolongkan menjadi empat jenis, adalah :

a. Penilaian Formatif, yaitu jenis penilaian yang fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Sasaran penilaiannya adalah kecakapan nyata setiap siswa.

b. Penilaian Sumatif, yaitu jenis penilaian yang fungsinya untuk menentukan angka kemajuan siswa.

c. Penilaian Penempatan (Placement), yaitu jenis penilaian yang fungsinya untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan program pendidikan (sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang dimiliki).

d. Penilaian Diagnostik, yaitu penilaian yang fungsinya untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa-siswa tertentu.



B. Perbedaan Antara Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif

Terdapat perbedaan antara jenis-jenis penilaian, ditinjau dari sudut fungsinya, waktu pelaksanaannya, aspek, tingkah laku. Adapun perbedaan itu adalah :



No. Sudut Tinjauannya Tes Formatif Tes Sumatif

1. Fungsinya - Untuk memperbaiki proses pembelajaran.

- Untuk menentukan angka kemajuan belajar.



2. Waktu Pelaksanaan - Unit pelajaran yang singkat seperti satuan pelajaran.

- Akhir unit pendidikan jangka panjang seperti pada akhir pengajaran.



3. Aspek Tingkah laku yang dievaluasi - Segi kognitif (pengetahuan) dan segi psikomotor (keterampilan).

- Segi kognitif, psikomotor, dan segi efektif (sikap dan nilai).

4. Tujuan Pembelajaran - Soal tes harus dibuat secara langsung dengan menjabarkan tujuan-tujuan pembelajaran khusus ke dalam bentuk pertanyaan.

- Soal tes disusun atas dasar tujuan pembelajaran umum. Perimbangan tingkat kesukaran soal dan daya pembeda setiap soal perlu diperhatikan.



5. Pendekatan Evaluasi - Bersumber pada kriteria mutlak. - Bersumber pada kriteria mutlak dan pada norma relatif (kelompok).

6. Cara Pengolahan Tes a. Dengan menghitung angka persentase siswa yang gagal setiap soal. Cara ini dilakukan bila guru ingin mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran khusus yang bersangkutan dengan soal tersebut telah dikuasai oleh kelas.

b. Dengan menghitung persentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan. Cara ini dilakukan bila guru bertujuan untuk mendapat keterangan apakah kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan telah tercapai.

Dengan menghitung persebtase jawaban yang benar yang dicapai siswa dalam tes secara keseluruhan. Cara ini dilakukan bila guru ingin mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan setiap siswa atas unit pendidikan yang telah diajarkan ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan.

a. Jika pengolahan hasil penilaian itu berdasarkan kriteria mutlak, maka yang harus dicari adalah persentase jawaban yang benar yang dicapai oleh siswa. Kemudian diubah kedalam penilaian yang dikehendaki.

b. Jika pengolahan hasil penilaian itu didasarkan atas norma relatif, maka skor yang dicapai oleh siswa harus diubah kedalam skala penilaian yang dikehendaki melalui prosedur/langkah sebagai berikut :

1. Menyusun distribusi frekuensi skor.

2. Menghitung angka rata-rata.

3. Menghitung standar deviasi.

4. Mengubah skor kedalam skala penilaian yang dikehendaki.

7. Penggunaan Hasil Tes a. Untuk dijadikan sebagai dasar bagi perbaikan proses belajar mengajar dan bantuan/ pelayanan khusus kepada siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

b. Untuk menentukan nilai akhir kemajuan belajar anak setelah digabungkan dengan hasil penilaian sumatif. a. Menentukan kenaikan kelas

b. Menentukan angka Raport

c. Mengadakan seleksi

d. Menentukan lulus tidak ada siswa

e. Mengetahui status setiap siswa dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya dalam kelompok yang
sama.



RESUME



MATA KULIAH



FILSAFAT PENDIDIKAN



Dosen : Mustopa S.Pd., M.Pd.



Disusun oleh :



Nama : Ecin Kuraesin

NIM : 102510240



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AQIDAH

JAKARTA 2011

No comments:

Post a Comment

Thank you, for your comment.